ads
ads

CATATAN HARIAN UNIKKU DISEKOLAH BERSAMANYA

BERKELILING SEKOLAH
MENGENAL FASILITASNYA
SAMBIL MENCARI MBAK


Tulisan ini saya tulis pada Hari ke empat masa perkenalan sekolah kepada siswa - siswi yang baru, tepatnya pada Hari Jum'at 12 Juli 2014. Ada pengalaman seru, lucu yang mengesankan. Simak yah kisahnya !!
Hari ini adalah hari ke empat masa orientasi di awal Tahun ajaran baru ini. Harapan saya semoga pada hari ini keadaan anak – anak unik lebih baik dari hari – hari sebelumnya. Kalaulah kemarin lapangan sekolah ini ramai oleh suara tangis, semoga hari ini yang meramaikan adalah tawa, senyum serta kalimat – kaliamat kecil  yang menunjukkan kegembiraan anak – anak unik.  Kalaulah kemarin beberapa dari mereka berbaris bersama Ayah atau Bunda disampingnya dan selalu berkata “Ayah / Bunda / Mamah disini aja..”  semoga hari ini mereka sudah dapat berkata “ Ayah / Bunda / Mamah tunggu diluar saja..”
Tetapi sebagai mana sebuah ungkapan  yang sudah sering kita temui selama menempuh kehidupan, “ Manusia hanya bisa berharap dan berusaha”. Ungkapan tersebut sangat betul dan hari ini saya  merasakannya. Dihari ke empat ini ada seorang anak yang dari hari pertama sampai kemarin wajahnya selalu ceria, hari ini keceriaannya berubah tiga ratus enam puluh derajat. Khairin nama anak tesebut, dia menangis karena tidak mau ditinggal oleh mbak yang mengasuhnya. Ditambah lagi dikelas kami bertambah satu anak yang baru, khumairoh namanya, dan keadaan khumairoh tidak jauh berbeda  dengan khairin. Khumairoh ditangani oleh mis nina sementara saya menangani khairin. Beberapa rekan Guru dari kelas lain mengingatkan saya bahwa ini baru dua anak yang menangis, ressa (yang masih belum nyaman dengan lingkungan sekolah) belum hadir, kalau hadir berarti tiga anak yang menangis karena belum nyaman.
Betul saja, Ressa hadir bersama orangtuanya, namun Alhamdulillahnya khumairoh sudah tenang meski belum bisa lepas dari mis nina. Sehingga Mis nina bisa membantu orangtua Ressa mendampingi Ressa. Sementara saya tetap berusaha menenangkan Khairin yang masih mengeluarkan air dari kedua matanya yang lentik, serta dari mulutnya yang mungil keluar kata orang yang diharapkan berada didekatnya yaitu Mbak pengasuhnya.
Karena Khairin terlihat begitu sangat sedih, terlihat dari bahasa tubuh mungilnya yang menyapu – nyapu lantai lapangan dan ekspresi wajahnya yang penuh lipatan dengan genangan air mata. Saya teringat perkataan Bu Elly Risman, sang Psikolog yang terkenal dalam dunia parenting  pernah berkata saat saya mengikuti seminarnya disekolah kami. Beliau Berkata “Jangan menasehati saat orang sedang emosi”. Mengingat ungkapan beliau tersebut maka saya menjauh dari posisi Khairin dengan tetap mengawasinya tanpa sepengetahuannya.
 Terlihat beberapa rekan guru berusaha menenangkannya, namun air mata kesedihan Khairin bertambah deras disertai suara ratapan yang bertambah volumenya. Satu, dua, tiga rekan guru sudah mencobanya dan yang ketiga bukan air mata dan volume suaranya yang bertambah, tetapi dia berlari kearah pintu gerbang, dengan sigap Bapak security yang gagah menghalau tubuh mungil Khairin. Segera saya mendekati mereka dan membawa Khairin agak menjauh dari pintu gerbang dan saya temani dia yang masih dalam kesedihan. Tidak berapa lama kemudian saya lihat dia sudah agak tenang, air mata dipipinya sudah berkurang, matanya yang lentik sudah tidak terlihat ada deras air . Kemudian saya coba ajak berbicara sambil  membersihkan cairan bening yang terlihat keluar dari kedua lobang hidungnya dengan selembar tissu. Saya coba melontarkan pertanyaan sederhana yang pertama, tetapi dia belum mau menjawab pertanyaan saya. Yang terdengar hanya suara yang menunjukkan dia masih bersedih, kalau orang bilang sesegukan.
Saat saya lengah, membuang tissue, Khairin mencoba berlari keluar sekolah, dengan cepat laksana pesilat yang mengeluarkan jurus, saya bergerak menahan langkahnya. Dan dia kembali menangis, saya bertanya “ Khairin mau kemana sayang ? “. Diapun menjawab dengan samar – samar terdengar suaranya oleh saya, maklum karena dia berbicara sambil menangis. Tapi pikir saya ini sudah lebih baik dari kondisi sebelumnya dan ini kesempatan baik bagi saya untuk dapat mendekati Khairin agar dia dapat nyaman kembali seperti hari – hari sebelumnya. Saya meminta dia untuk tidak berbicara sambil menangis karena saya tidak mendengarnya. Khairinpun mulai mengurangi tangisannya dan menjawab pertanyaan saya dengan sedikit meneteskan air mata. Dan sayapun memanfaatkan momen itu untuk terus bertanya tentang apa saja yang pastinya dia ketahui dan dia suka. Mulai dari nama mbaknya orang yang saat ini sangat dirindukannya, nama ayah dan ibunya, adiknya dan kegiatan yang pernah dia lakukan. Khairin menjawab semua pertanyaan saya bahkan dengan kalimat terputus – putus dia cerita kepada saya kalau dia pernah ikut perlombaan tetapi tidak dapat hadiah.
Saya menyebut metode tersebut adalah menenangkan dengan pertanyaan. Sebagaimana umumnya kita ketika ada masalah maka kita cenderung ingin menceritakannya kepada orang lain agar hal – hal yang mengganjal dihati dan pikiran dapat hilang atau mengurangi beban berat ganjalan tersebut. Begitu juga dengan anak, manusia kecil yang sama seperti kita manusia yang sudah besar. Memiliki hati, perasaan dan pikiran  dan yang terpenting membutuhkan perhatian. Cuma bedanya, kita para manusia besar umumnya dapat mengungkapkan atau menceritakan apa yang kita rasa dan inginkan. Tetapi mereka anak – anak masih membutuhkan bimbingan untuk dapat mengungkapkan atau menceritakan apa yang mereka rasakan dan inginkan. Sebagaimana yang saya lakukan kepada Khairin, saya tidak meminta dia untuk menceritakan permasalahannya tetapi saya hanya bertanya hal – hal yang sederhana dan kemudian saya berempati dengan  apa yang dia rasakan. Dua hal yang dia rasakan, pertama dia sedih karena ditinggal mbak pengasuhnya. Kedua dia bersedih karena pernah mengikuti lomba tetapi tidak mendapatkan hadiah.
Hari ini saya menjadi perayu tetapi bukan perayu sebagaimana umumnya perayu, mengiming – ngimingi atau menjanjikan sesuatu. Saya merayu khairin dengan simpati, yang saya katakan kedia adalah “ Khairin mau mencari mbak ?”. Jawab Khairin dengan suara yang bersedih “iya, mau sama mbak”. Alhamdulillah hari ini  kegiatannya adalah keliling sekolah, maka saya katakan kepadanya “ ayo, kalau begitu kita ikut teman – teman berkeliling sekolah sambil mencari mbak ya ?”.Khairin pun yang kedua matanya sedikit mengeluarkan air kesedihan menganggukkan kepalanya, yang menandakan dia menerima ajakan saya.
Dengan kesedihan yang masih ada dan harapan bertemu Mbaknya Khairin mengikuti kegiatan berkeliling sekolah. Dimasa orientasi kegiatan ini selalu ada, yang bertujuan mengenalkan kepada anak – anak yang baru tentang kondisi serta fasilitas yang ada disekolah mereka. Dikegiatan ini guru memperkenalkan kapada anak – anak didiknya setiap memasuki tempat atau fasilitas yang mereka temui.
 Usai menyampaikan informasi pada setiap  tempat yang kami temui seperti masjid, kolam renang, kebun, gazebo, lapangan futsal, play ground dan parkiran  saya bertanya kepada Khairin. “ Khairin coba lihat ada mbaknya gak ?”.  Dengan wajah yang masih menunjukkan kesedihan dia menggerakkan ke kanan dan ke kiri dengan pandangan mencari sesuatu, lalu berkata dengan suara penuh harapan “ gak ada mbaknya”. Sampai kembali kedalam kelas si mbak tidak dia ketemukan, tetapi dia sudah nyaman, sebelum mendekati gerbang sekolah sudah tidak terlihat ekspresi kesedihannya, karena dia sudah mengungkapkan perasaannya dan keinginannya kepada orang yang memperhatikannya dengan rayuan simpati.
 Khairin yang wajahnya dari awal pagi datang kesekolah tidak ada keceriaan, kedua matanya mengekuarkan air kesedihan bahkan sampai anggota tubuhnya menyapu – nyapu lantai disertai suara ratapan yang memilukan,  Alhamdulillah usai berkeliling sekolah mencari mbak bersama – sama teman – temannya yang ingin mengenal lingkungan dan fasilitas yang ada disekolah kesedihannya hilang. Khairin sudah tidak menangis dan menanyakan Mbak pengasuhnya lagi. Didalam kelas dia mengikuti kegiatan yang ada tanpa ada air dari matanya. Senyum dan tawa teman – temannya yang menghilangkan kesunyian dalam kelas turut menghadirkan kembali senyum dan tawanya. Ucapan – ucapan kecil antar sesama anak kecil juga turut menghadirkan kalimat – kalimat kecil antara Khairin dan temannya. Sampai bel pulang berbunyi mulut kecilnya senantiasa mengeluarkan bunyi – bunyi yang menunjukkan keceriaan. Dan keceriaan Khairin bertambah ketika bertemu kembali dengan mbaknya, dan dia berkata kepada mbaknya “ Mbak, tadi aku keliling sekolah dong”. Terdengar pula keluhan dia akan ketidak beradaan mbaknya disetiap tempat yang ditemuinya saat berkeliling sekolah.
  FM Fajar


CATATAN HARIAN UNIKKU DISEKOLAH BERSAMANYA CATATAN HARIAN UNIKKU DISEKOLAH BERSAMANYA Reviewed by Unknown on 6:25 AM Rating: 5

No comments:

ads