JADIKAN MASJID SEBAGAI TEMPAT YANG MENYENANGKAN UNTUK ANAK
Selesai iqomah dikumandangkan terdengar suara lelaki paruh
baya cukup keras "ayo, anak - anak mundur kelakang,jangan pada
berisik,shof depan buat orangtua. Kalo pada ribut,keluar!". Ucapan
tersebut disambut beberapa jama'ah lainnya dengan "hardikan" kepada anak
- anak yang merupakan calon penerus Agama yang mulia ini.
Keadaan tersebut sering di jumpai dimasjid maupun mushola
tempat penulis sholat berjama'ah, biasanya saat Sholat magrib dan isya.
Kedua waktu itu yang banyak terdapat anak - anak ikut sholat berjama'ah.
Terutama dibulan Ramadhan, anak - anak ikut meramaikan pelaksanaan
Sholat tarawih berjama'ah dimasjid.
Kehadiran jama'ah cilik dimasjid bagi kebanyakan orang
dianggap mengganggu. Bahkan tidak jarang ada pengurus masjid yang
melarang mereka masuk masjid, dengan alasan demi kekhusuan peribadahan
para orangtua. Bahkan penulis pernah menyaksikan seorang pengurus
menggunakan "kekerasan" untuk menyuruh mereka keluar.
Tempat Hiburan Seperti Mall dan Warnet Menjadi Pilihan Generasi Islam
Bisa kita bayangkan perasaan anak - anak tersebut yang
sejatinya mereka sama seperti orang dewasa,ingin dihargai keberadaannya.
Perlakuan "negatif" yang mereka peroleh tersebut akan membekas dimemori
mereka, tertanamlah dalam jiwa mereka bahwa Masjid itu tempat yang
mengerikan, tempat yang tidak ramah untuk mereka datangi.
Hasilnya mereka lebih memilih tempat yang dapat menerima
mereka dengan ramah,seperti Mall,warnet atau berkumpul ditempat yang
penuh maksiat. Maka hasil dari itu sudah bisa kita lihat sekarang,
Masjid sepi dari para remaja, selama penulis aktif mengikuti kegiatan
Subuh gabungan yang diadakan oleh Dewan Masjid Indonesia daerah penulis
tinggal,yaitu ciracas jakarta timur, yang ada hanyalah para orangtua dan
manula. Saat ini bisa dihitung dengan jari jumlah masjid yang ada
remaja masjidnya dan itupun hanya tinggal namanya saja.
Rasululloh, Anak - anak dan Masjid.
Melihat keadaan tersebut timbul pertanyaan dalam hati
penulis, apakah para pengurus dan jama'ah masjid tidak mengetahui kisah
Rasululloh yang menghargai keberadaan anak - anak dimasjid ?
Dari Syaddan Al-Laitsi radhiyallahuanhu berkata,"Rasulullah
SAW keluar untuk shalat di siang hari entah dzhuhur atau ashar, sambil
menggendong salah satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika
sujud, beliau melakukannya panjang sekali. Lalu aku mengangkat kepalaku,
ternyata ada anak kecil berada di atas punggung beliau SAW. Maka Aku
kembali sujud. Ketika Rasulullah SAW telah selesai shalat, orang-orang
bertanya,"Ya Rasulullah, Anda sujud lama sekali hingga kami mengira
sesuatu telah terjadi atau turun wahyu". Beliau SAW menjawab,"Semua itu
tidak terjadi, tetapi anakku (cucuku) ini menunggangi aku, dan aku tidak
ingin terburu-buru agar dia puas bermain. (HR. Ahmad, An-Nasai dan
Al-Hakim).
Dalam kitab Athfalul Muslimin Kaifa Rabbahumun Nabbiyul
Amin yang ditulis oleh Syaikh Jamal Abdurrahman, ada satu riwayat
dikisahkan, Rasululloh pernah menghentikan khutbah jum'atnya untuk
menyambut hasan dan husain yang menghampirinya (HR. Attirmidzi).
Ataukah mereka belum mengetahui bahwa Rasululloh SAW Sholat sambil menggendong Anak kecil. Dari Hadis riwayat Abu Qatadah ra,bahwa Rasulullah saw. pernah salat sambil menggendong Umamah binti
Zaenab binti Rasulullah saw. Menurut keterangan Abul Ash bin Rabi`,
apabila Rasulullah berdiri maka Umamah digendongnya dan jika sujud
Umamah diletakkannya. (Shahih Muslim No.844).
Perlakuan Rasululloh tersebut menunjukkan lingkungan Masjid
harus menjadi tempat yang ramah, yang menyenangkan untuk anak - anak.
Kelak seiring bertambahnya usia, mereka akan memahami aturan didalam
masjid yang mereka terima dari melihat orang dewasa yang ada (
keteladanan). Dan yang terpenting hati mereka senantiasa terpaut
dimasjid.
Maka sudah seharusnya juga pengurus masjid menjadikan
masjid sebagai tempat yang ramah, yang menyenangkan untuk anak.
Misal,seperti dibulan Ramadhan saat pelaksanaan sholat tarawih,dengan
menyiapkan tempat khusus untuk mereka dan ada ustadz/orang dewasa yang
mendampinginya. Serta menyediakan penceramah khusus untuk mereka yang
isinya sesuai untuk mereka.
Saat pelaksanaan sholat wajib yang lima waktu anak - anak
berdirinya diantara orang dewasa, tidak menjadi satu dengan teman
sebayanya. Dengan tujuan meminimalisir gerak dan suara mereka.
Tetapi yang utama dan pertama pengurus masjid harus
memahami konsep masjid ramah untuk Anak dan mensosialisasikannya kepada
para jama'ah. Sehingga terciptalah sinergi dalam membentuk generasi
islam yang cinta masjid.
Wallohu'alam
(aa fajar, praktisi PAUD)
(aa fajar, praktisi PAUD)
JADIKAN MASJID RAMAH ANAK
Reviewed by Unknown
on
7:20 AM
Rating:
No comments: