METODE MENCERDASKAN DENGAN MAKANAN HALAL
Harapan memiliki anak yang cerdas, berkarakter baik
merupakan harapan semua orangtua. Doa dan usaha dilakukan untuk
mewujudkan harapan mulia tersebut. Betapa bahagianya jika hal tersebut
dapat terwujud.
Tidak sedikit orangtua yang menganggarkan biaya pendidikan
lebih besar dari kebutuhan yang lain, hanya karena ingin anaknya
mendapatkan pendidikan yang terbaik. Tentunya sekolah dengan biaya mahal
menjadi pilihan mereka, dengan perhitungan sekolah mahal pasti metode
pembelajarannya sangatlah bagus.
Sejalan lurus dengan harapan para orangtua tersebut
sekolahpun berusaha mewujudkannya. Pilihan kurikulum yang ingin
digunakan pun menjadi pertimbangan sekolah, termasuk pemilihan tenaga
pengajar. Pengajar pun berusaha menggunakan metode pengajaran yang
sebaik mungkin untuk mengaplikasikan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh sekolah.
Itulah rangkaian usaha terintegrasi untuk mewujudkan anak
yang cerdas dan berkarakter baik. Antara orangtua, sekolah dan pengajar
bersama - sama berusaha agar harapan tersebut dapat terwujud.
Namun sebuah usaha tidaklah semudah dan seindah harapan.
Sering terjadi, meski sudah memilihkan sekolah yang terbaik dengan
kurikulum dan tenaga pengajar terbaik,tentunya pengajar terbaik
menggunakan metode mengajar terbaik, harapan tersebut sulit terwujudkan.
Mungkin sebagian terwujud, sang anak mendapatkan kecerdasan kognitif,
mengetahui berbagai disiplin ilmu, tapi kepribadiannya atau karakternya
kurang baik.
Kenakalan pergaulan remaja yang marak saat ini menjadi
contoh nyata kegagalan pencapaian harapan tersebut. Tidak sedikit pelaku
kenakalan tersebut datang dari sekolah yang memiliki penampilan
terbaik. Seperti, pada dua tahun silam sebuah SMPN ternama dijakarta
siswa siswinya melakukan mesum didalam kelas dengan disaksikan dan
direkam oleh teman - teman sekelasnya.
Atau kedua harapan tersebut,cerdas dan berkarakter baik,
sangat sulit terwujud. Meski sudah menggunakan berbagai metode
pembelajaran, les diberbagai tempat, doa selalu dipanjatkan, harapan
anak mendapatkan pengetahuan disiplin ilmu atau berkarakter baik tetap
sulit terwujud. Jika sudah begitu, tidak sedikit orangtua yang langsung
menyalahkan pengajarnya. Begitupun pihak sekolah tak sedikit yang
sepemikiran dengan orangtua yang tidak sedikit tersebut.
Pada dasarnya seorang pengajar adalah hanya orang yang
berperan praktis untuk merubah anak dari kondisi tidak tahu menjadi
tahu, serta memiliki prilaku yang baik. Dan pengajar merupakan pihak
kesekian dalam penentu pembentuk kognisi dan karakter anak. Lantas
siapakah penentu pertamanya ?.
Baiknya kita simak ayat Al - qur'an berikut ini :
“Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu
,penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim ayat 6)
Qatâdah rahimahulloh berkata, “Menjaga keluarga dari neraka
adalah dengan memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Alloh dan
melarang mereka dari kemaksiatan kepada Alloh dan mengatur mereka dengan
perintah Alloh, memerintahkan mereka untuk melaksanakan perintah Alloh
dan membantu mereka untuk melaksanakan perintah Alloh. Maka jika engkau
melihat suatu kemaksiatan yang merupakan larangan Alloh, maka engkau
harus menghentikan dan melarang keluarga(mu) dari kemaksiatan itu”.
Imam al-Alûsi rahimahulloh berkata, “Menjaga diri dari
neraka adalah dengan meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan
melaksanakan ketaatan-ketaatan. Sedangkan menjaga keluarga adalah dengan
mendorong mereka untuk melakukan hal itu dengan nasehat dan ta’dîb
(hukuman) . Yang dimaksudkan dengan keluarga, berdasarkan sebagian
pendapat mencakup: istri, anak, budak laki, dan budak perempuan. Ayat
ini dijadikan dalil atas kewajiban seorang laki-laki mempelajari
kewajiban-kewajiban dan mengajarkannya kepada mereka ini”.
Dari Surat At tahrim ayat 6 dan penjelasan dua ulama
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penentu berhasil atau tidaknya proses
pendidikan seorang anak ada didalam keluarga. Kedua orangtuanya lah guru
pertama dan utama bagi seorang anak, serta penentu utama terhadap
perkembangan anak. Orangtuanyalah yang berkewajiban dan penentu utama
untuk membentuk, mendidik karakternya menjadi baik.Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami).
Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
Majusi (penyembah api dan berhala)". (HR. Bukhari)
Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya
Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama
yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik
(dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).
MAKANAN MENCERDASKAN
Reviewed by Unknown
on
6:58 AM
Rating:
No comments: