ads

PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

ads



Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan yang menyenangkan pada lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai alat permainan edukasi atau media belajar. Pembelajaran yang tepat pada pendidikan anak usia dini (baca tentang PAUD dan GURU LAKI - LAKI ) akan menentukan keberhasilan anak dalam mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan karakteristik, minat, dan potensinya. Dengan perkembangan yang optimal ini, anak akan mempunyai kesiapan belajar untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Kesiapan belajar itu tercermin dari tercapainya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan perkembangan anak.

Hal tersebut sejalan dengan pengertian Pendidikan Anak Usia Dini itu sendiri, yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini memiliki ke khasan dan ke unikan tersendiri, sesuai dengan ke khasan dan ke unikan yang di miliki oleh anak usia dini. Berikut prinsip – prinsip pembelajaran pada anak usia dini yang harus di fahami oleh para praktisi/pengajar di satuan pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan NO 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD :

Pertama, Belajar melalui bermain.  Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.

Kedua,Berorientasi pada perkembangan anak. Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.

Ketiga, Berorientasi pada kebutuhan anak. Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.

Keempat,Berpusat pada anak.Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi,tin gkat perkembangan, dan kebutuhan anak.

Kelima, Pembelajaran aktif. Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami sendiri.

Keenam,Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter. Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.

Ketujuh, Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup. Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.

Kedelapan, Didukung oleh lingkungan yang kondusif. Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan  nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.

Kesembilan, Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis. Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.

Kesepuluh, Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber. Penggunaan media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber adalah orang- orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.


 PENDEKATAN SAINTIFIK

Pembelajaran pada anak usia dini menggunakan pendekatan saintifik, yang merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang di usung oleh kurikulum pendidikan anak usia dini 2013. Didalam nya mencakup rangkaian proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Keseluruhan proses tersebut dilakukan dengan menggunakan seluruh indera peserta didik, serta berbagai sumber dan media pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di rancang agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran dilakukan dengan melibatkan peserta didik lengsung dalam kegiatan pembelajaran dengan mencari informasi dengan mengamati dan bertanya hingga mereka memahami dengan hal baru yang mereka pelajari.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk banyak aspek perkembangan anak. Banyak para peneliti menganjurkan pembelajaran tersebut mulai dikenalkan sebelum anak memasuki sekolah.

Berikut tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tahapan berikut dapat dilakukan tanpa berurutan, terkecuali kegiatan menginformasikan tetap dengan urutan nya yang terakhir :

Pertama Mengamati, adalah metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilakukan dengan mengamati adalah  melihat (baik langsung maupun tidak), meraba, mendengar, menghidu (mencium) dan mengecap. Kegiatan ini bertujuan melatih peserta didik untuk teliti, sunguh – sungguh, dan memperoleh informasi.

Kedua Menanya, adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang di amati. Menanya sebagai proses mencari tahu atau mengkonfirmasi atau mencocokkan dari pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajarinya.

Ketiga Mengumpulkan Informasi, adalah  hasil dari kegiatan mengamati dan menanya yang diketahui oleh peserta didik.

Ke empat Mengasosiasi, adalah mengolah informasi yang sudah di dapat oleh peserta didik, pada kegiatan ini mereka dapat mengelompokkan, membandingkan dan mengukur objek yang baru mereka pelajari


Kelima Mengomunikasikan, adalah kegiatan menyampaikan hasil pengamatan atau kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik dalam berbagai bentuk (gambar, cerita atau tulisan). Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan informasi atau pengetahuan baru yang telah diperolah oleh peserta didik.


Berikut video salah satu kegiatan pembelajaran anak usia dini di TK Islam, Alam dan Sains Al Jannah :



Ditulis oleh : aa fajar (Praktisi PAUD) 
PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) PEMBELAJARAN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Reviewed by Unknown on 5:22 PM Rating: 5

No comments: