ads
ads

SEMINAR CALISTUNG BERMAKNA



Membaca,menulis dan berhitung merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai setiap individu. Namun,dibutuhkan keilmuan yang sesuai untuk dapat menentukan waktu dan bagaimana kemampuan dasar itu mulai diberikan kepada setiap individu, khususnya anak usia dini.

Membaca,menulis,berhitung (calistung) identik dengan kegiatan pembelajaran di taman kanak - kanak atau pendidikan anak usia dini (PAUD) meski tidak semua lembaga mengenalkannya. Lembaga yang mengenalkan calistung melalui para pendidiknya, tentunya sudah memahami aturannya sesuai tahapan perkembangan anak usia dini.

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Yossi Srianita,S.Pd pada acara seminar pendidikan di gedung Muslimat Center,Cipayung Jakarta Timur pada Sabtu 23 Januari 2016.

"Mengenalkan baca dan menulis sejak dini boleh saja, asal tidak driling (memaksa). Kalau ada orang tua yang memaksa anaknya untuk menulis, suruh dia menulis pakai tangan kiri, bisa ga ?" ucap kandidat master Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Untuk membuktikan hal tersebut, konsultan PAUD tersebut menginstruksikan para peserta seminar untuk menulis dengan tangan kiri. Dan terlihat mereka kesulitan ketika melakukannya. Itulah gambaran seorang anak yang belum bisa baca tulis namun dipaksa untuk menulis. Ada tahapan dan aturan yang harus dipahami oleh para pendidik dan orangtua ketika mengenalkan calistung sejak dini pada anak.

Para peserta seminar diharapkan ketika mengembangkan kemampuan membaca dan menulis pada anak didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan. Dan didalam memberikan pendidikan kepada anak didik usia dini tidak menggunakan paksaan, sebagaimana yang terjadi di sebagian lembaga pendidikan anak usia dini.

"Anak usia dini itu adalah tahap dalam pembangunan manusia, jika kurang bahannya atau salah meramunya. Hanya kognitif saja yang di kembangkan maka akan tumbuh jadi manusia yang tidak memiliki hati" ucap trainer yang biasa di sapa bunda yossi tersebut.

Manusia selain memiliki otak atau akal yang perlu dikembangkan, juga memiliki hati yang lebih penting untuk dikembangkan sebagai tempat keimanan dan nilai - nilai luhur atau ahlak.Jika hal tersebut diabaikan, hanya berorientasi pada perkembangan otak (kognitif) semata maka kepekaan hati menjadi berkurang. Terlebih jika hal tersebut berlangsung sejak usia dini, jika dewasa kelak mereka menjadi orang - orang yang cerdas akalnya namun buta hatinya.

Pada acara yang diketuai oleh penulis tersebut, bunda yossi  mengingatkan pentingnya menanamkan nilai - nilai keimanan sejak usia dini. Banyak orang yang bisa membaca namun masih membuang sampah ditempat yang ada papan peringatan untuk tidak membuang sampah ditempat tersebut. Hal tersebut dilakukan karena tidak adanya keimanan dalam hati tentang Allah yang maha melihat.

"Dia bisa baca tapi buang sampah sembarangan, padahal di situ ada tulisan dilarang buang sampah. Itu karena gak tertanam keimanan bahwa Allah Al bashir,Alloh maha melihat. Ini akibatnya kalau cuma kognitif saja yang di kembangkan, baca tulis doang" ucap bunda di hadapan tujuh puluh tujuh peserta yang hadir.

Ibu dua anak tersebut memperkenalkan tentang aturan ketika memperkenalkan calistung pada anak usia dini, bagaimana memperkenalkan dengan fun learning. Beliau juga menperkenalkan tentang fungsi alat permainan untuk menstimulasi kemampuan calistung anak.

Seminar dengan tema "calustung bermakna melalui sentra" tersebut memberikan pemahaman dan pengalaman baru kepada para peserta yang merupakan pendidik anak usia dini. Banyak kesan dan saran dari para peserta agar mengadakan kegiatan serupa dengan materi yang lain.


Baca Juga : Belajar Membaca dan Menulis Sejak Anak Usia Dini. (klik disini)

Download Materi Seminar Calistung Bermakna (klik disini)

Video Ice Breaking Saat Seminar




SEMINAR CALISTUNG BERMAKNA SEMINAR CALISTUNG BERMAKNA Reviewed by Unknown on 1:05 AM Rating: 5

No comments:

ads